Sentimen Perang Dagang Masih Bebani Laju IHSG
PT Bestprofit Futures - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih akan merosot pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, perang dagang masih menjadi sentimen eksternal yang menggiring IHSG berpeluang tertekan.
Dia memperkirakan, IHSG akan tertekan diperdagangkan pada support dan resistance di 6.200-6.300.
"Kemungkinan masih akan terkoreksi wajar sampai perdagangan hari ini," terangnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (13/6/2019).
PT Bestprofit Futures - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih akan merosot pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, perang dagang masih menjadi sentimen eksternal yang menggiring IHSG berpeluang tertekan.
Dia memperkirakan, IHSG akan tertekan diperdagangkan pada support dan resistance di 6.200-6.300.
"Kemungkinan masih akan terkoreksi wajar sampai perdagangan hari ini," terangnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (13/6/2019).
Sementara itu, Analis PT Jasa Utama Capital Chris Apriliony mengatakan, IHSG masih berpeluang bergerak ke zona hijau untuk Kamis pekan ini.
Itu disokong oleh isu keamanan dan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) pada 2019.
Ia memproyeksikan, IHSG berpeluang naik pada support resistance di 6.260-6.300.
Untuk perdagangan saham hari ini, Jasa Utama Capital merekomendasikan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN).
Sedangkan Kiwoom Sekuritas menyarankan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), serta PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN).
Perdagangan Kemarin
PT Bestprofit Futures - Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Aksi jual investor asing tekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu, 12 Juni 2019, IHSG merosot 29,81 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.276,17. Indeks saham LQ45 menguat 0,61 persen ke posisi 996,18. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 215 saham melemah sehingga menekan IHSG. 185 saham menguat dan 143 saham diam di tempat.
PT Bestprofit Futures - Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.296,81 dan terendah 6.257,43.
Total frekuensi perdagangan saham 476.612 kali dengan volume perdagangan 12,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 191,41 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.235.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,27 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,01 persen.
Sektor saham tambang susut 1,71 persen, dan alami tekanan terbesar pada perdagangan Rabu pekan ini. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 1,4 persen dan sektor saham aneka industri merosot 1,21 persen.
PT Bestprofit Futures - Saham-saham catatkan penguatan di tengah tekanan IHSG antara lain saham FITT melonjak 34,10 persen ke posisi Rp 232 per saham, saham POLY mendaki 25 persen ke posisi Rp 110 per saham, dan saham PLIN menanjak 24,57 persen ke posisi Rp 4.360 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham KOIN turun 24,85 persen ke posisi Rp 248 per saham, saham JKON merosot 24,35 persen ke posisi Rp 348 per saham, dan saham APEX terpangkas 16,17 persen ke posisi Rp 700 per saham.
Selanjutnya
PT Bestprofit Futures - Bursa saham Asia sebagian besar melemah kecuali indeks saham Thailand naik 0,05 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,07 persen.
Sementara itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,73 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi terpangkas 0,14 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,35 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,56 persen dan indeks saham Singapura merosot 0,18 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pelemahan IHSG didorong minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Dari eksternal didorong ketidakpastian negosiasi Amerika Serikat-China dan ekonomi global melambat.
Komentar
Posting Komentar