Harga Minyak Naik Ditopang Seretnya Pasokan

PT Bestprofit FuturesHarga minyak naik pada hari Senin (Selasa Pagi WIB) dengan minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) melompat lebih dari 2 persen, karena pedagang terus fokus pada gangguan pasokan dan kemungkinan terpukulnya produksi minyak mentah akibat sanksi AS terhadap Iran.
Dilansir dari Reuters, Selasa (31/7/2018), harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman September 2018 ditutup pada USD 75,55 per barel, atau naik USD 79 sen. sedangkan harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI)  naik USD 1,44 atau 2,1 persen menjadi USD 70,13 per barel.


best jakarta , WTI naik karena ekspektasi bahwa persediaan AS turun minggu lalu dan khawatir bahwa pemadaman di fasilitas Syncrude di Kanada tidak akan diselesaikan secepat yang diharapkan, kata para pedagang.
Persediaan minyak mentah di Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI telah berkurang, sebagian karena situasi di fasilitas Syncrude yang telah mengurangi aliran minyak ke hub. Persediaan di Cushing turun menjadi 23,7 juta barel pada pekan yang berakhir 20 Juli, terendah sejak November 2014.
Namun, Perusahaan informasi energi Genscape mengatakan bahwa persediaan di Cushing naik hampir 200.000 barel, atau hampir 1 persen dari Selasa hingga Jumat pekan lalu, menurut para pedagang.
Harga minyak telah rebound dari posisi terendah baru-baru ini selama dua minggu terakhir, karena sanksi AS pada Iran sudah mulai membatasi ekspor dari negara itu. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Senin dia akan bertemu dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani.
"Skenario terbaik adalah bahwa AS memberikan keringanan sanksi yang berarti dalam menjelang pemilihan jangka menengah dan Iran terhindar dari kerugian ekspor sekitar 500-700.000 barel per hari," kata PVM Oil Associates Tamas Varga dalam sebuah catatan.
Pasar mempertahankan keuntungan bahkan setelah survei Reuters menunjukkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkatkan produksi pada bulan Juli. OPEC menaikkan produksi 70.000 barel per hari (bph) menjadi 32,64 juta bph, tertinggi 2018.
Peningkatan pasokan lebih lanjut dapat mengimbangi pemadaman produksi dan tekanan harga. Harga tetap didukung oleh prospek pasokan yang ketat, dengan persediaan global turun dari rekor tertinggi pada tahun 2017 dan persediaan AS di posisi terendah tiga tahun, kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.


best jakarta New York - Harga minyak melemah menyambut akhir pekan. Pelemahan harga minyakitu akhiri kenaikan beruntun dalam tiga hari usai Menteri Energi Rusia mengindikasikan koalisi produsen untuk memompa lebih banyak produksi minyak dari yang disepakati pada akhir tahun.
Harga minyak Brent untuk pengiriman September turun 25 sen atau 0,3 persen menjadi USD 74,29 per barel di ICE Eropa. Harga minyak Brent naik 1,7 persen selama sepekan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) susut 92 sen atau 1,3 persen menjadi USD 68,69 per barel. Pelemahan ini memangkas kenaikan harga minyak mingguan menjadi 0,6 persen.

Harga minyak tertekan usai pernyataan Menteri Energi Rusia Alaxander Novak menuturkan tidak menutup kemungkinan peningkatan produksi minyak mentah melebihi 1 juta barel per hari dapat dibahas.
Pada bulan lalu, Rusia, Arab Saudi dan produsen minyak lainnya sepakat meningkatkan produksi dengan ketentuan produksi yang disepakati pada 2016.
Phil Flynn, Analis Price Futures Group mengatakan, pelemahan terjadi di tengah perdagangan yang tipis. Ia menuturkan, dampak dari pernyataan Menteri Energi Rusia terbatas mengingat keraguan atas kemampuan Rusia meningkatkan produksi dalam level signifikan.
"Mereka pada dasarnya telah memaksimalkan kemampuan produksinya, jadi tidak menarik banyak stok di dalamnya untuk pertimbangan jangka panjang," ujar dia, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (28/7/2018).
Sementara itu, jumlah pengeboran rig di AS untuk minyak mentah naik tiga hingga menjadi 868 pada pekan ini. Pada awal pekan, harga minyak naik usai eksportir minyak mentah utama Arab Saudi hentikan pengiriman melalui rute perdagangan Laut Merah karena serangan terhadap dua tanker-nya oleh pemberontak Houthi.
Diperkirakan 4,8 juta barel per hari minyak mentah dan produk olahan mengalir melalui selat Bab al-Mandeb pada 2016 menuju Eropa, AS dan Asia. Hal itu berdasarkan the US Energy Information Administration (EIA).bpf jakarta

PT Bestprofit Futures , Namun, reaksi pasar terhadap penghentian itu lebih tenang dari pada yang mungkin diperkirakan karena peningkatan pasokan baru-baru ini. Ini seiring meningkatnya hasil produksi dari anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia.
"Jika Saudi dan OPEC belum meningkatkan produksi dan ekspor secara signifikan, saya pikir harga akan terus meningkat,” ujar Torbjorn Kjus, Co-founder Vistin Trading.
Produsen minyak utama telah meningkatkan produksi jelang sanksi AS terhadap Iran dimulai pada November. Hal itu mungkin akan mengekang ekspor minyak Iran. Terlebih lagi, ancaman rilis stok dari cadangan minyak strategis AS, jika pasokan global baru tidak secara signifikan mengurangi harga dan sentimen positif.
Di sisi lain, EIA menyebutkan stok minyak mentah turun 6,1 juta barel dalam pekan terakhir yang berakhir Juli 2018. Angka ini lebihi perkiraan 2,9 juta barel oleh analis.

PT Bestprofit Futures Harga minyak mentah dunia naik untuk hari ketiga berturut-turut. Ini setelah Arab Saudi menangguhkan pengiriman minyak melalui selat di Laut Merah, menyusul serangan terhadap dua tanker minyak dan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Melansir laman Reuters, Jumat (27/7/2018), harga minyak berjangka Brent naik 61 sen menjadi USD 74,54 per barel, naik 0,8 persen. Kontrak sebelumnya harga minyak sempat menyentuh USD 74,83 per barel, tertinggi sejak 16 Juli.
Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 31 sen, atau 0,5 persen menjadi USD 69,61 per barel.

Harga minyak antara lain dipengharuhil hasil pertemuan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker dan Presiden AS Donald Trump  di Gedung Putih pada hari Rabu.
Pada pertemuan ini, Trump setuju untuk menahan rencana mengenakan bea masuk mobil. Uni Eropa dan Amerika Serikat memulai pembicaraan tentang pemotongan hambatan perdagangan lainnya.
"Tentu saja itu positif untuk ekonomi dan komoditas. Ini menghidupkan prospek ekonomi yang meredup akibat dimulainya perang perdagangan," kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.
Selain itu, harga minyak Brent naik setelah Arab Saudi mengatakan menghentikan sementara pengiriman minyak melalui jalur pelayaran Laut Merah Bab al-Mandeb setelah adanya serangan dari Gerakan Houthi Iran.
Setiap langkah untuk memblokir Bab al-Mandeb, yang berada di antara pantai Yaman dan Afrika di ujung selatan Laut Merah, akan menghentikan pengiriman minyak melalui Terusan Suez Mesir atau pipa minyak mentah SUMED yang menghubungkan Laut Merah dan Mediterania.
Diperkirakan 4,8 juta barel per hari minyak mentah dan produk olahan mengalir melalui selat Bab al-Mandeb pada 2016 menuju Eropa, Amerika Serikat dan Asia, menurut Lembaga Informasi Administrasi Energi AS.
Arab Saudi juga memiliki Petroline, yang dikenal sebagai East-West Pipeline. Ini terutama mengangkut minyak mentah dari ladang-ladang di timur ke Yanbu untuk diekspor. Itu bisa mengimbangi kemacetan yang disebabkan penutupan Bab al-Mandeb.
Olivier Jakob dari Petromatrix mengatakan dalam sebuah catatan, jika  masih harus dilihat apakah langkah Saudi berdampak pada biaya pengiriman.
"Bagian ini tidak sepenting Selat Hormuz ... tetapi terbatasnya aliran melalui itu akan berdampak tidak hanya untuk minyak mentah tetapi juga untuk produk karena waktu pelayaran yang lebih lama," kata dia.
Persediaan minyak mentah AS pekan lalu jatuh lebih dari yang diperkirakan ke level terendah sejak 2015, menurut EIA.
Pedagang mengatakan jika persediaan di pusat penyimpanan AS di Cushing, Oklahoma, terus turun. Jumlahnya diperkirakan akan turun 1,1 juta barel sampai Selasa pekan depan, kata para pedagang, mengutip penyedia informasi energi Genscape.


Komentar

Postingan Populer