Saham Evergrande Anjlok Usai Gagal Capai Kesepakatan
PT Bestprofit Futures – Beijing - Saham raksasa properti China Evergrande jatuh pada Kamis, 21 Oktober 2021 setelah perdagangan saham dibuka di Bursa Hong Kong. Kegagalan kesepakatan penjualan unit memperparah kekhawatiran akan runtuhnya Evergrande.
Saham Evergrande diberhentikan sementara pada Senin, 4 Oktober 2021. Seraya menunggu pengumuman tentang “transaksi besar” untuk tutupi kewajiban sebesar USD 300 miliar setara Rp 4.239,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.132 per dolar AS). Investor waswas terjadi penularan yang lebih luas terhadap ekonomi China.
Pada Kamis, (21/10/2021), saham Evergrande anjlok 10,5 persen pada awal perdagangan. Pada malam sebelumnya, perseroan mengumumkan mengajukan kembali perdagangan saham di pasar Hong Kong.
Kesepakatan menjual 50,1 persen saham layanan properti senilai 20,04 miliar dolar Hong Kong atau USD 2,58 miliar (atau Rp 36,4 triliun) gagal tercapai.
Calon pembeli merupakan sebuah unit perusahaan real estat Hong Kong, Hospon Development Holdings. Pernyataan ini disampaikan perusahaan dalam pernyataan terpisah, dilansir dari laman ChannelNewsAsia, Kamis pekan ini.
Evergrande mengungkapkan akan terus berupaya melakukan tindakan guna meringankan masalah likuiditasnya. Meskipun, perusahaan juga mengatakan tidak ada jaminan untuk memenuhi kewajiban keuangan kepada investor atau konsumen.
Perusahan yang berpusat di Shenzhen telah melewatkan beberapa pembayaran obligasi berdenominasi dolar AS. Masa tenggang 30 hari akan jatuh pada Sabtu, 23 Oktober 2021.
Kekhawatiran Dampak Evergrande
PT Bestprofit Futures – Awal bulan ini, guncangan pasar mulai terasa. Hal ini sebagai akibat kiriman gejolak bersumber dari ketakutan runtuhnya pengembang properti. Walaupun Beijing berikeras akan menahan dampak apapun.
Pengumuman Evergrande datang ketika harga rumah baru di China turun untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir. Yang mana sektor properti berjuang paling sulit setelah tindakan keras pemerintah.
Beberapa pesaing properti domestik dalam beberapa pekan terakhir telah gagal membayar utang. Peringkatnnya juga diturunkan oleh bursa. Sinic Holdings, merupakan pengembang terbaru yang melewatkan pembayaran. Nasib serupa dialami Fantasia yang juga gagal memenuhi kewajiban dalam beberapa pekan terakhir.
best jakarta, profit jakarta, futures jakarta, bpf jakarta, bestprofit jakarta, Best Profit, best profit futures jakarta, PT Bestprofit Futures, pt Bestprofit Futures jakarta, Bestprofit, PT Bestprofit
Komentar
Posting Komentar