Ekonomi Dunia Melambat, Obligasi Jadi Investasi Paling Menarik
Jakarta Panel Ahli Katadata Insight Center Damhuri Nasution mengatakan investasi paling menarik dalam tiga bulan ke depan adalah obligasi. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan pada 260 pengelola dana investasi.
"Instrumen yang paling menarik 3 bulan mendatang mayoritas mereka jawab obligasi. Baru diikuti saham dan pasar uang," ujar Damhuri di Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Obligasi diminati seiring dengan kondisi ekonomi dunia yang melambat terlihat dari penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Dana Moneter Internasional (IMF).
IMF memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini sebesar 3,2 persen lebih rendah dari prediksi April lalu yang sebesar 3,3 persen.
"Karena dengan kondisi ekonomi dunia yang mulai melambat IMF pangkas ekonomi dunia maka ekspektasi suku bunga The Fed di ikuti berbagai negara termasuk kita. Apalagi inflasi relatif stabil sehingga tren penurunan suku bunga trus berlanjut," jelas Damhuri.
Sementara itu, jenis investasi saham masih menjadi andalan untuk menanam dana karena sempat turun ketika masa pemilihan umum pada kuartal II tahun ini. Pada kuartal III diprediksi sektor ini akan terus menguat.
"Investor lihat saham lebih menarik karena indeks saham kita turun cukup dalam kemarin, kuartal III akan recover. Manajemen investasi juga lebih tertarik jual reksadana yang underlying nya saham karena fee nya lebih bagus," tandasnya.
Sri Mulyani Prediksi Investasi Semester I 2019 Tumbuh 5 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan investasi semester I 2019 bakal berada di kisaran angka 5 persen. Dirinya pun berharap laju investasi di semester selanjutnya akan tumbuh lebih baik.
"Semester I (diperkirakan) menurun lagi di 5 persen, jadi kita akan tingkatkan di semester II diharapkan momentum naik," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Sri Mulyani mengatakan, dengan capaian sebesar 5 persen tersebut maka investasi di semester II ditargetkan mampu tumbuh di angka 6 persen.
"Kalo target kita tidak akan liat tapi saya harapkan semester II akan lebih baik dari kondisi semester I, Jadi kita bisa-bisa berharap bisa meningkat di 6 persen," katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) investasipada kuartal pertama 2019 atau periode Januari-Maret, realisasi investasi tercatat mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu alias year on year(yoy).
Di mana realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 87,2 triliun. Realisasi tersebut naik 14,1 persen dari sebelumnya Rp76,4 triliun pada kuartal I 2018.
Sementara, realisasi penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 107,9 triliun. Realisasi PMA kuartal I 2019 turun 0,9 persen dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 108,9 triliun.
Komentar
Posting Komentar