Sektor Saham Infrastruktur Tertekan, IHSG Melemah 35,63 Poin
PT Bestprofit Futures - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona
merah usai menguat selama dua hari berturut-turut.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (12/6/2019), IHSG
melemah 35,63 poin atau 0,57 persen ke posisi 6.270,35. Pada pukul 09.00 waktu
JATS, IHSG susut 38,88 poin atau 0,62 persen ke posisi 6267.
Indeks saham LQ45 tergelincir 0,93 persen ke posisi 993,06.
Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Sebanyak 95 saham melemah sehingga seret IHSG ke zona merah.
92 saham menguat dan 133 saham diam di tempat.
PT Bestprofit Futures - Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi
6.279,42 dan terendah 6.266,17.
Total frekuensi perdagangan saham 22.648 kali dengan volume
perdagangan 1,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 590,7 miliar.
Investor asing lepas saham Rp 85,44 miliar di pasar regular. Posisi dolar
Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.233.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham
pertanian naik 0,16 persen. Sektor saham infrastruktur memimpin pelemahan
dengan susut 1,62 persen.
Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 0,81 persen
dan sektor saham keuangan merosot 0,56 persen.
PT Bestprofit Futures - Saham-saham yang menguat antara lain saham FITT naik 34,10
persen ke posisi Rp 232 per saham, saham POLI melonjak 9,77 persen ke posisi Rp
1.180 per saham, dan saham KIOS mendaki 8,62 persen ke posisi Rp 630 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham BJBR
susut 6,46 persen ke posisi Rp 244 per saham, saham TLKM turun 3,48 persen ke
posisi Rp 3.890 per saham, dan saham WIKA susut 2,11 persen ke posisi Rp
2.320 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar bervariasi. Indeks saham
Hong Kong Hang Seng turun 1,13 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,14
persen dan indeks saham Taiwan susut 0,18 persen.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,01
persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,06 persen, dan indeks saham
Singapura menguat 0,33 persen.
Prediksi Analis
PT Bestprofit Futures - Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diperkirakan akan tertekan ke zona merah pada perdagangan Rabu ini. IHSG akan
bergerak pada kisaran 6270-6324.
Sejumlah analis memproyeksikan IHSG bakal terkoreksi atas
imbas eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang kini terbilang
masih tinggi.
Kendati begitu, Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper
Jordan mengatakan, data ekspor China masih mencatatkan pertumbuhan meski cukup
terbatas terkena akibat dari perang dagang.
PT Bestprofit Futures - Christoper melanjutkan, secara teknikal peluang penguatan
IHSG juga sudah cukup terbatas pada hari ini. Itu tercermin dari candlestick
yang membentuk doji dan indikator stochastic yang mulai menyempit dan bergerak
di sekitar area over bought.
"Pelemahan diperkirakan akan terbatas melihat kondisi
global yang saat ini juga cukup kondusif. Kemungkinan di rentang
6270-6324," paparnya di Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019.
Sementara itu, Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar
Nafi Taulat Ibrahimsyah memprediksi IHSG akan bergerak mencoba bertahan dengan
pelemahan jangka pendek di kisaran 6200-6310.
Pada hari ini, pihaknya menyarankan saham PT Erajaya
Swasembada Tbk (ERAA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Timah (Persero) Tbk
(TINS).
Kemudian Christoper menganjurkan saham PT Wijaya Karya Tbk
(WIKA), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), serta PT PP Tbk (PTPP).
Perdagangan Kemarin
PT Bestprofit Futures - Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu
bertahan di zona hijau usai sempat melemah.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (11/6/2019), IHSG
menguat 16,38 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.305,99. Indeks saham LQ45 naik
0,03 persen ke posisi 1.002,31. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Sebanyak 218 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona
hijau. 185 saham melemah dan 141 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini,
IHSG sempat berada di level tertinggi 6.310 dan terendah 6.255.
Total frekuensi perdagangan saham 474.114 kali dengan volume
perdagangan saham 11,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8 triliun.
Investor asing beli saham Rp 229,95 miliar di pasar regular. Posisi dolar
Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.238.
PT Bestprofit Futures - Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham
pertanian turun 0,02 persen, sektor saham aneka industri melemah 0,54 persen,
sektor saham industri dasar susut 0,41 persen dan sektor saham konstruksi
merosot 0,12 persen.
Sektor saham tambang naik 0,64 persen, dan bukukan penguatan
terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur naik 0,55 persen dan sektor saham
barang konsumsi menguat 0,53 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham FITT naik 69,61
persen ke posisi Rp 173 per saham, saham CSIS melonjak 28,40 persen ke posisi
Rp 104, dan saham ERTX mendaki 20,72 persen ke posisi Rp 134 per saham.
PT Bestprofit Futures - Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham ARTO
merosot 14,45 persen ke posisi Rp 148 per saham, saham KBLV tergelincir 13,93
persen ke posisi Rp 420 per saham, dan saham FIRE terpangkas 10,48 persen ke
posisi Rp 5.550 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang
Seng naik 0,76 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,59 persen,
dan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,33 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai mendaki 2,58 persen, dan
catatkan penguatan terbesar. Disusul indeks saham Singapura menanjak 0,60
persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,39 persen.
PT Bestprofit Futures - Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG
sudah berada dalam jenuh beli. Akan tetapi, stabilitas fundamental makroekonomi
domestik yang inklusif dan berkesinambungan merupakan sentimen positif bagi
IHSG.
Adapun para pelaku pasar mengapresiasi penetapan S&P
menaikkan peringkat outlook ekonomi Indonesia dari BBB- menjadi BBB di atas
level layak investasi.
Di sisi lain, International for Management Development (IMD)
memberikan peringkat daya saing Indonesia semula berada pada posisi 43 menjadi
32.
"Sedangkan dari internasional, kita memasuki era di
mana sejumlah bank sentral di berbagai negara berencana untuk menurunkan suku
bunga acuan sebagai antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata dia.
Ia mengatakan, hal-hal ini yang sangat diapresiasi para
pelaku pasar sehingga memberikan katalis positif untuk IHSG.
Komentar
Posting Komentar