Siap Kirim TNI ke Marawi, Pemerintah Diminta Antisipasi Reaksi ISIS
Bantuan militer Indonesia dalam upaya menanggulangi kelompok sayap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina dinilai sebagai dampak positif dari kinerja dan citra TNI di masyarakat internasional.
Hal ini disampaikan pengamat terorisme dari Univesitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, menanggapi kemungkinan diterjunkannya TNI keMarawi, Filipina.
"Ini adalah konsekuensi dari sistem militer Indonesia yang bagus, masih ada semangat patriotisme," ujar Al Chaidar saat dihubungi, Jumat (23/6/2017).
"TNI bukanlah tentara praetorian (pelindung pemerintah) semata, bukan juga tentara bayaran. Tetapi TNI adalah penjaga keamanan kawasan Asia Tenggara yang reliabel dan bersahaja," kata dia.
Namun, Al Chaidar juga mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai reaksi jaringan ISIS yang ada di dalam negeri. Sebab, bantuan militer untuk Filipina dikhawatirkan akan memicu kemarahan jaringan ISIS yang ada di Indonesia terhadap TNI.
"Sudah pasti. Target mereka tidak lagi polisi saja sekarang, tapi juga TNI," kata Al Chaidar.
Al Chaidar menyarankan pemerintah juga memperkuat pengamanan di perbatasan dan juga di dalam negeri jika rencana mengirimkan pasukan TNI direalisasikan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, pada Rabu (21/6/2017) malam. Meski tidak dijelaskan secara rinci, komunikasi diasumsikan terkait bantuan Indonesia untuk membebaskan Marawi dari cengkeraman ISIS.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai, saat ini komunikasi Indonesia dan Filipina memang sedang mesra.
Sejumlah daerah di Filipina Selatan saat ini memang dalam kondisi darurat. Militer Filipina masih belum memukul mundur kelompok sayap ISIS. TNI direncanakan diterjunkan ke selatan Filipina untuk membantu militer setempat dalam menggempur ISIS di sana.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia di Manila pada Kamis (22/6/2017) waktu setempat menyatakan Indonesia siap membantu menangani situasi yang terjadi di Marawi.
Langkah ini juga sebagai upaya mencegah dampak dari situasi tersebut ke negara-negara sekitar Filipina, termasuk Indonesia.
"Indonesia siap mendukung Filipina mencapai solusi yang berkesinambungan di Filipina Selatan," ujar Retno, seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri, Jumat (23/6/2017).
( mfs - Bestprofit Futures )
Komentar
Posting Komentar